AI dalam Bingkai Tauhid
Panduan Intelektual Muslim untuk Memahami dan Memanfaatkan Kecerdasan Buatan dalam Era Digital
Kerangka Epistemologis Islam untuk AI
Bagaimana umat Islam mengintegrasikan kemajuan AI dengan nilai-nilai tauhid?
Karya ini menawarkan analisis mendalam melalui perspektif maqashid syariah,
sejarah kontribusi Muslim, dan implementasi praktis di era digital.
Jejak Kontribusi Muslim dalam Sejarah AI
Dari algoritma Al-Khwarizmi hingga automata Al-Jazari, peradaban Islam telah menjadi pionir teknologi kecerdasan
Al-Khwarizmi (780-850 M)
Penemu algoritma dan aljabar yang menjadi fondasi komputasi modern. Karyanya mempengaruhi perkembangan AI hingga hari ini.
Ibn Sina (980-1037 M)
Mengembangkan teori penalaran analogi (qiyas aqli) yang menjadi prinsip dasar machine learning dan sistem pakar.
Al-Jazari (1136-1206 M)
Menciptakan automata pertama di dunia: mesin otomatis untuk memudahkan ibadah dan kehidupan sehari-hari.
Framework Maqashid Syariah untuk AI
Mengintegrasikan enam tujuan syariat Islam sebagai kerangka etis dalam pengembangan dan penerapan kecerdasan buatan
Menjaga Agama
AI sebagai alat bantu dakwah dan pemahaman syariat, dengan batasan tidak menggantikan peran spiritual manusia.
Menjaga Jiwa
Implementasi AI untuk kesehatan, keselamatan, dan kesejahteraan umat dengan prinsip "la dharar wa la dhirar".
Menjaga Akal
AI untuk edukasi dan pengembangan ilmu pengetahuan, sambil menjaga manusia dari manipulasi kognitif.
Menjaga Keturunan
Teknologi AI untuk perlindungan keluarga, pendidikan anak, dan kontinuitas nilai-nilai Islam.
Menjaga Harta
Sistem AI untuk keuangan syariah, deteksi fraud, dan optimalisasi ekonomi berbasis prinsip keadilan.
Menjaga Lingkungan
AI untuk keberlanjutan ekologis dan pengelolaan sumber daya alam, sesuai dengan prinsip khalifah fil ardh.
Pengakuan Akademik
"Karya ini berhasil menjembatani gap antara kemajuan teknologi dengan nilai-nilai spiritual Islam. Analisis mendalam tentang AI dalam perspektif maqashid syariah memberikan kontribusi signifikan bagi diskursus Islam kontemporer."
Bergabunglah dalam Diskursus Intelektual
Masa depan peradaban Islam di era digital ditentukan oleh kemampuan kita mengintegrasikan teknologi dengan nilai-nilai tauhid. Karya ini adalah kontribusi untuk diskursus tersebut—bukan sekadar panduan, melainkan undangan untuk menjadi bagian dari transformasi intelektual Muslim.
126 halaman analisis mendalam dengan referensi akademik yang kredibel